DK❤️ Dear Kiandra -- 4
by lizna_alma
PoV 3 (Omniscient)
___
Saat Kian sedang asik berkutat dengan laporan absensi karyawan, layar monitornya muncul pop up massage, broadcast dari Irwan pada anak-anak khusus lantai lima, jam sudah menunjuk jam 5 sore, pasti sudah pada jenuh.
Irwan : Woyy.... kerja pada serius amat ya....
Arif : apa sih lo brisik, gw jadi tambah laper.
Rena : nih ada cistik di tempat gw.
Irwan : oh ayang Rena... kau lah segalanya untukku.
Novan : kaulah pujaanku
Tiwi : prettt murahan ya pada... jgn mau Ren tar anak gudang lewat lo langsung dilupain.
Arif : siapa anak gudang?
Maryono : Mia?
Tiwi : bukan, anak baru yg gantiin karyawan resign.
Irwan : Ayang Kian, coba kenalkan anak baru....
Kian hanya tertawa membaca BC teman-temannya di pop up massage komputer mereka, Kian membuka data karyawan lalu mengirimkan attach file ke mereka.
Kian : klo bocor, leher kalian gw gorok semua 😈😈😈
Arif : Kian sadeees, sarapan cabe ya?
Novan : Kian sadeees, sarapan cabe ya?(1)
Maryono : Kian sadeees, sarapan sambalado.
Rena : Kian sadeees, sarapan sambal bajak.
Kian cekikikan sendiri di meja kerjanya membaca sampah-sampah temannya, Anggi sudah dua hari gak masuk, sepertinya masih badmood sampai sekarang, semoga saja tidak terlalu lama.
Tiwi: astaga.... anak lahiran 97, muda banget....
Irwan: Agni Pratisya, panggilan Agni. Cakep ya namanya, secakep orangnya.
Rena: perut ratain dulu, dikira om om gak laku loh ntar.
Novan : Ayang.... makan cabe rawit juga ya? 'Manis' bgt....
Irwan: gw udh take duluan ya rif, awas lo flirting2 ke dia 😈
Maryono : siapp kakak... aku padamu kakak.
Irwan : Arief keles, bokan lo...
Rena : hoekk... emangnya si Agni Agni itu mau sama lo? Saingan lo tuh si Pak Elvano - IT, biarpun dia pendiam tapi karismanya itu loh.... meleleh adinda....
Kian: heh... udah... kerja2!!! Tar dibajak IT obrolan kalian, mau digiring ke ruangan gw?? 😎
Novan : jgn lah kakak, kita gak salah... Tiwi yg salah tuh ngajak gosip.
Irwan what the "jari tengah" 😠😠
Maryono: enak Ir pake jari tengah😆?
Kian: hhemmmm 😡😡😡😡😡
Irwan: ok2, cabut....
Novan : ok2, cabut....
Maryono : ok2, cabut....
Rena: ikuutttt
Ck. Dasar pada gila, begitulah mereka, jika udah jam genting, menjelang pulang. obrolan-obralan sudah meleset dari pekerjaan, aplikasi yang seharusnya digunakan untuk transfer file kerja dan obrolan pengganti telpon, malah digunakan untuk nyampah, seperti tadi.
Gak papa sih, dari pada mainan hape, kelihatan aja pada duduk manis menatap layar monitor, padahal sedang bergosip hahaha...
Jam 18.00, Kian menyelesaikan laporannya lalu dikirim filenya ke email Ibu Peni yang entah sedang dinas kemana hari ini, mungkin ke pabrik di Cikarang. Kian meregangkan badannya yang kaku luar biasa, HRD akan sangat sibuk dimasa laporan untuk payroll.
Singa-singa keuangan akan sangat menyeramkan kalau laporan itu telat dikirim, Kian melepas headset yang ada dikupingnya, lalu menyimpan ponselnya ke laci dan bersiap ke mushola lantai 4. salat Maghrib.
Kian berjalan lalu turun lewat tangga darurat, lebih praktis dan lebih dekat juga. Kian berjalan sambil membawa kertas laporan absensi manual driver yang akan diberikan pada team expedisi.
"Pah, tidak usah beritahu apapun pada siapapun, saya lebih suka seperti ini," Kian mendengar seseorang berbicara, sepertinya dari tangga lantai
"Biarkan Rey yang urus semua, saya tetap back up saja."
Kian berjalan perlahan menuruni tangga lantai 4 yang masih setengah jalan, sudah tidak ada suara lagi hanya suara langkah yang terdengar mendekat.
Saat Kian sampai di lantai 4 ternyata orang yang berisik tadi adalah Elvano, kepala IT yang jarang bicara, Kian berapa kali berpapasan dengannya di jalan atau saat ikut meeting bulanan menggantikan Ibu Peni yang sedang dinas luar.
"Sore Pak Elvan," ucap Kian sambil menunduk sedikit, sama yang lebih tua harus hormat.
"Sore," jawab Elvan datar lalu membuka pintu tangga darurat ke ruang kerjanya, Kian mengikuti dibelakang ke arah team expedisi.
Posisi lantai 4 dengan lantai 5 hampir sama saja, bedanya lantai 5 lebih padat orang dan ada gudang arsip, lantai 4 yang terdiri dari IT dan purchasing lebih sedikit.
"Loh Kian bisa bareng sama Pak Elvan?" ucap Tari bagian Purchasing.
"Tadi ketemu di tangga." Tari ber 'oh' sambil mengangguk oleh jawaban Kian.
"Mba Kian, bilangin bu Peni bulan ini gaji saya jangan dipotong, kemarin saya lupa absen pas belanja accesories kitchen," ucap Destari lagi bagian purchasing.
"Iya mba saya juga lupa kasih form cuti 1 hari kemarin keburu belanja," ucap Tyana ikut mendekat.
"Ih telat kalian, data udah gw susun, terus udah gw kirim ke bu Peni."
"Yaaah...," ucap Tari dan Tya serempak.
"Entar potong gaji donk?" Ucap Tari memelas, Kian hanya tersenyum menyesal.
"Siniin form cuti sama tugas kalian aja deh, nanti gw serahin ke bu Peni," ucap Kian akhirnya gak tega.
"Oke deh makasih mba Kian yang cantik" ucap Tya dan Tari mengerjapkan bulu matanya.
"Hoeekkk...." Kian pura-pura muntah, membuat mereka tertawa.
Kian kembali berjalan kearah meja pak Edi bersama dengan Tari dan Tya yang sudah bersiap pulang menuju lift.
"Pak, nanti aku ambil lagi ya, mau sholat dulu. Ada form punya purchasing, biarin aja." ucap Kian sambil menyerahkan data absen manual yang dibuat masing-masing supir untuk di verifikasi, salah satu komponen hitung uang makan dan lembur.
"Iya bu. Kalau Maghrib sih sepi." jawab pak Edi sambil melihat data rute driver.
"Ok. Saya kesana dulu ya pak, nanti saya ambil lagi," ucap Kian sambil melangkah ke arah mushola kantor disamping pantry.
Kian segera melaksanakan sholat Maghrib, untung shaf tidak ramai. hanya dia cewe seorang, 1 shaf depan adalah laki-laki. Kian bersiap saat takbir terdengar lalu mencoba memusatkan pada ibadahnya, Kian mendengar sang imam melantunkan surat.
Hati Kian berdegub saat mendengar suara imam sholat melantunkan surat Arrahman, enak sekali, pelan, penuh penghayatan, subhanallah....
Astagfirullah, Kian gak konsen.
Sungguh sholat hari ini berasa enak sekali, tenang dan tentram. Biasa yang jadi imam mang Diman, sedikit terburu-buru...
Saat mengedarkan pandangan setelah berdoa, kumpulan laki-laku itu sudah bubar, tinggal pak Elvan yang berada di pojok kiri depan, sedang khusyu berdoa, tanpa sadar Kian menatap punggung laki-laki tinggi itu, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Banyak yang bilang pak Elvan itu susah sekali diajak bicara, dari data karyawan dia belum berkeluarga padahal sudah berumur 30 tahun'an, orangnya kalem, cakep tapi masih sendiri. eh...
Astagfirullah....
Mendingan Kian langsung beranjak dari sini, dari pada kepalanya bergosip yang tidak-tidak.
Saat Kian akan pergi meninggalkan mushola, ternyata pak Elvan memanggilnya.
"Mba Kian, bisa minta tolong sebentar?" Ucap pa Elvan sambil merapikan rambutnya yang basah.
"Iya pak?" ucap Kian sambil keluar dari mushola, gak enak nanti dikira macam-macam.
"Bu Peni minta saya bantu buka program data karyawan yang hilang di flashdisc'nya karena virus, sudah saya remove. Bisa nitip? tapi ada di ruangan IT." ucap Pak Elvan sambil memakai sepatunya, kakinya putih...
"Oke pak, saya ke Pak Edi dulu terus ke ruangan bapak deh sekalian."
"Ok."
Kian berjalan ke meja pak Edi yang sudah kosong mengambil data absen yang sudah selesai di cek beserta form milik Tya dan Tari, Kian kembali berjalan kearah divisi IT, tinggal Fahmi seorang yang masih serius menatap layar monitor, yang lain sudah pulang.
Tok tok tok.....
"Masuk." suara berat mempersilahkan masuk.
Kian masuk kedalam ruangan pa Elvan yang lumayan sepi barang, hanya ada meja kerja, kursi, komputer dan satu lemari rak berisi odner yang tidak seberapa. Di dinding hanya ada jam dinding dan logo perusahaan. Tidak ada foto, vas bunga, lukisan, tissue. Cuman satu barang yang menarik dimata Kian, ada bonsai kecil yang udah jadi di dekat jendela.
"Silahkan duduk," ucap pak Elvan yang masih sibuk membuka file. Kian berjalan pelan lalu duduk di kursi tamu.
Dilihat dari dekat, pak Elvan ini lumayan, wajahnya bersih dan putih, mancung, rambutnya yang tebal masih basah kena air wudu, bikin mata Kian kedap kedip.
Percaya deh, kalau kata Kiandra, cowo yang wajahnya kebasuh sama air wudu jadi ganteng loh...
"Kian...." panggil pak Elvan membuat Kian tersadar dari lamunannya.
"Eh i-iya pak," ucap Kian, asyeeem, bikin kaget.
"Ini flashdisc ibu Peni, datanya sudah saya bersihkan semua, tolong bilang ke Bu Peni, sementara laptopnya jangan dipakai, saya cleaning dulu" ucap Elvan menyerahkan barang yang maksud, FD warna merah merek Kingston.
"Baik pak," ucap Kian menerima flashdisc yang dari tadi sudah disodorkan Elvan saat Kian sibuk melamun.
"Kalau gitu saya permisi pak," ucap Kian yang dijawab dengan anggukan Elvan, saat Kian akan berjalan keluar, Kian kembali berbalik.
"Ehm maaf pak, sebaiknya tanaman tidak terlalu lama kena panas matahari, apalagi bonsai, nanti gampang mati," ucap Kiandra sambil berjalan keluara menutup pintu.
Elvano menoleh ke arah bonsai yang memang selalu dia taruh di dekat jendela yang terkena matahari langsung, Elvan mendekati bonsai lalu menggesernya ke tempat yang teduh matahari.
Tidak terasa sudut bibir Elvan sedikit terangkat...
💗👠👠👉
Komentar
Posting Komentar